Minggu, 31 Maret 2013

Klorosis

KLOROSIS




Klorosis adalah suatu kelainan  yang terjadi pada tumbuhan tepatnya di daun yang disebabkan kekurangan klorofil. Klorofil adalah suatu senyawa pemberi warna hijau pada daun , tulang daun, dan batang muda( pigmen warna hijau). Sehingga apabila daun mengalami klorosis, maka daun tidak berwarna hijau lagi melainkan kuning, merah, atau  warna lainnya tergantung pada pigmen-pigmen asesoris yang muncul. 
Terjadinya klorosis merupakan indikasi dari kekahatan nutrisi (unsure hara). Dalam tubuh tumbuhan ditemukan 16 unsur yang sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup tumbuhan. Unsur-unsur ini disebut sebagai unsure esensial. Karena tanpa unsure tersebut, tumbuhan tidak dapat menyempurnakan daur hidupnya, tumbuhan tidak dapat melakukan  proses-proses metabolism, dan keberadaan unsure tersebut tak tergantikan oleh unsure manapun. Ke-16 unsur yang ada dalam tubuh tumbuhan, jumlahnya (komposisinya) berbeda-beda, sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dibedakan menjadi unsure makro dan unsure mikro. Yang tergolong ke dalam unsure makro yaitu C-H-O-N-S-P-K-Ca-Mg dan yang tergolong ke dalam unsure mikro yaitu Mn-Cu-Zn-Fe-B-Mo-Cl-Ni. Ke-16 unsur esensial diperlukan oleh tumbuhan untuk melakukan 3 fungsi, yaitu elekrokimia, struktur, dan katalitik.

Apabila terjadi kekahatan unsure – unsure esensial  dapat mengakibatkan klorosis, artinya unsure-unsur tersebut menjalankan fungsi yang berkaitan dengan keberadaan klorofil. Kekahatan pada semua unsure makro dapat mengakibatkan klorosis. Seperti kekahatan nitrogen, magnesium, kalsium, kalium, phospor, dan sulfur.  Sedangkan kekahatan unsure mikro, hanya beberapa saja yang berdampak keklorosisan daun, yaitu kekahatan besi , mangan dan molybdenum.
Klorosis akibat kekahatan nitrogen. Nitrogen merupakan unsure yang digunakan sebagai penyusun senyawa-senyawa penting dalam  tumbuhan, salah satunya klorofil. Keberadaan nitrogen dalam klorofil terletak pada susunan kepala klorofil, yakni bagian dari cincin pirol. Sehingga bila terjadi kekahatan nitrogen, hanya sedikit klorofil yang terbentuk. Otomatis, daun berwarna selain hijau(klorosis).  Nitrogen memiliki daya  mobilitas tinggi (mudah dipindahkan), sehingga klorosis terjadi dari daun tua kemudian menjalar ke daun muda.
Klorosis akibat kekahatan magnesium. Tak berbeda dari nitrogen, magnesium pun merupakan unsure penyusun cincin pirol pada klorofil yakni sebagai pusat cincin  yang mengikat 4 atom  nitrogen. Sehingga bila terjadi kekahatan magnesium, maka klorofilnya tidak terbentuk. Dan klorosis pada daun dimulai dari tulang daun karena magnesium memiliki mobilitas yang tinggi sehingga mudah dipindahkan dari tulang-tulang daun ke bagian-bagian sel-sel daun. 
Klorosis akibat kekahatan kalsium. Kalsium memang tidak berfungsi sebagai penyusun klorofil. Akan tetapi kekahatan kalsium dapat menyebabkan klorosis. Kalsium berfungsi untuk sintesis pektin(Ca-pektat), sebagai penyusun lamella tengah dinding sel. Apabila terjadi kekahatan kalsium, maka lamella tengah tidak terbentuk. Sehingga dinding selnya rapuh karena tidak ada yang mengikat antar dinding sel. Hal ini mengakibatkan kebocoran  air dalam sel tersebut, terutama pada dearah tepi daun yang berhubungan langsung dengan lingkungan. Sehingga jumlah airnya berkurang dalam sel. Apabila jumlah air berkurang / sedikit maka sel tersebut tidak dapat menjalankan proses fotosintesis yang memerlukan kadar air yang cukup banyak. Lalu, karena fotosisntesis tidak berlangsung, klorofil yang ada pada sel-sel mesofil tidak digunakan. Sehingga senyawa ini ( klorofil) akan dirombak menjadi unsure-unsur  penyusunnya . karena bagian tepi daun yang lebih dulu kehilangan air (mengalami kebocoran),  maka daerah tepi daun juga yang lebih dulu mengalami klorosis kemudian merambat keseluruh daun.
Klorosis akibat kekahatan kalium. Salah satu fungsi kalium yaitu  menjaga kesetimbangan air dalam  tumbuhan. Proses membukanya stomata juga terjadi karena adanya pertukaran ion K+ dengan H+. Apabila ion K+ banyak dalam  sel  penutup maka stomata akan membuka. Namun sebaliknya, kadar kalium dalam tumbuhan minim, maka tidak ada kalium yang akan dipertukarkan dengan H+. Artinya, sel penjaga akan menutup. Hal ini mengakibatkan CO2 tidak dapat berdifusi ke dalam sel. CO2 merupakan prekursor pembentuk karbohidrat dalam  reaksi fotosintesis. Akibatnya daun tidak berfotosintesis karena CO2 tidak ada. Sehingga klorofil tidak digunakan. Klorofil yang lama-kelamaan tidak terpakai akan terurai  menjadi unsure-unsur penyusunya. Kalium merupakan unsure yang mudah untuk dipindahkan, sehingga klorosis terjadi dimulai dari daun yang lebih tua.
Klorosis akibat kekahatan sulfur. Fungsi sulfur adalah sebagai penyusun asam amino metionin dan sistein. Asam amino ini (metionin dan sistein) akan bergabung dengan asam-asam amino yang lain untuk membentuk protein, salah satunya koenzim A. Koenzim A ini berperan dalam  pembentukan klorofil.apabila kadar sulfur tidak mencukupi, maka asam amino metionin dan sistein pun sedikit sekali, dan koenzim a yang terbentuk juga sangat sedikit. Sehingga klorofil yang dibentuk pun sedikit, sehingga terjadi klorosis. Sulfur memiliki daya mobilitas yang rendah, sehingga kekahatan terjadi dari daun yang muda. 
Klorosis akibat kekahatan phosphor. Salah satu fungsi phosphor adalah  penyusun ATP. Apabila unsure P ini kurang, maka, ATP tidak terbentuk. ATP ini merupakan energy yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas pertumbuhan. Karena ATP tidak ada, maka akan kekurangan energy. Sehingga sel kan mencari sumber energy dengan cara merombak senyawa-senyawa , salah satunya klorofil.
Klorosis akibat kekahatan besi. Meskipun unsure mikro, kekahatan besi dapat menyebabkan klorosis. Klorofil terbentuk dari senyawa fitoferipin, yakni cikal bakal senyawa klorofil. Fitoferipin memiliki bentuk/struktur yang sama seperti klorofil, hanya saja bagian cincin pirolnya terdapat unsure besi sebagai pusatnya. Sehingga bila besi tidak cukup dalam tumbuhan, senyawa fitoferin tidak terbentuk maka klorofilnya pun tidak terbentuk, akhirnya klorosis.
Klorosis akibat kekahatan molybdenum. Molybdenum berfungsi sebagai kofaktor enzim nitrat reduktase yang berperan dalam reduksi nitrat menjadi nitrit dalam daur nitrogen.  Dan nantinya nitrogen ini akan digunakan untuk menyusun berbagai senyawa dalam tumbuhan, termasuk fitoferin dan klorofil. Apabila kebutuhan akan molybdenum dalam tumbuhan tidak tercukupi, maka daur nitrogen pun tidak dapat berlangsung. Sehingga tidak diperoleh nitrogen dan akan berujung pada klorosis.
Klorosis akibat kekahatan unsure mangan. Mangan merupakan kofaktor berbagai enzim, salah satunya enzim yang berperan dalam fotosintesis. Sehingga apabila kekurangan manga, maka fotosintesis tidak berlangsung. Akibatnya, klorofil dalam daun tidak digunakan dan akan terurai menjadi unsure-unsur penyusunnya.
 Air merupakan komponen terbanyak yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup termasuk tumbuhan. Dalam tubuh tumbuhan air memiliki peranan yang sangat penting. Salah satunya sebagai precursor fotosintesis. Berbeda dengan organism lainnya, tumbuhan diberi kemampuan untuk mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organic yang dapat digunakan sebagai makanan dan juga digunakan oleh seluruh makhluk lainnya. Dalam  reaksi fotosintesis, tumbuhan mengubah senyawa anorganik berupa karbondioksida dan air menjadi karbohidrat. Dalam fotosintesis, air diperlukan untuk donor elector pada fotofosforilasi melalui fotolisis air. Apabila air tidak mencukupi, maka tidak ada fotolisis air, sehingga donor electron tidak terbentuk. Hal ini berakibat fotofosforilasi tidak berlangsung. Fotofosforilasi tidak berjalan, maka ATP dan NADPH2 yang akan digunakan pada reaksi gelap tidak dihasilkan. Sehingga reaksi gelap tidak berjalan dan karbohidrat tidak dihasilkan. Artinya secara keseluruhan proses fotosintesis tidak berlangsung. Karena fotosintesis tidak berjalan, maka klorofil juga tidak dipergunakan sehingga lama-kelamaan akan terurai menjadi unsure-unsur penyusunnya. Sehingga berujung pada klorosis.



Telah dikatakan dimuka bahwa klorosis adalah suatu kelainan disebabkan kekurangan klorofil. Klorofil berfungsi sebagai pigmen penangkap cahaya untuk fotosisntesis. Fotosintesis dilakukan untuk menghasilkan karbohidrat , dalam hal ini berarti penyediaan makanan. Makanan akan digunakan untuk penyediaan energy melalui respirasi. Energy yang dihasilkan akan digunakan tumbuhan untuk melangsungkan hidup dan melakukan berbagai reaksi serta untuk aktivitas tumbuhan. Sehingga apabila klorofil kurang (artinya klorosis), maka semua proses tersebut, dari penghasilan makanan  dan energy tidak berjalan. Dan akhirnya sel akan mengalami kematian. Kematian sel ini akan diikuti kematian  sel-sel di sekitarnya. Apabila klorosis ini tidak segera ditangani, maka semua selnya akan mengalami kematian jaringan atau nekrotik. Dan akhirnya tumbuhan mengalami kematian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga Bermanfaat Ea.....???