KLOROSIS
Klorosis adalah suatu kelainan
yang terjadi pada tumbuhan tepatnya di daun yang disebabkan kekurangan
klorofil. Klorofil adalah suatu senyawa pemberi warna hijau pada daun ,
tulang daun, dan batang muda( pigmen warna hijau). Sehingga apabila daun
mengalami klorosis, maka daun tidak berwarna hijau lagi melainkan
kuning, merah, atau warna lainnya tergantung pada pigmen-pigmen
asesoris yang muncul.
Terjadinya
klorosis merupakan indikasi dari kekahatan nutrisi (unsure hara). Dalam
tubuh tumbuhan ditemukan 16 unsur yang sangat berpengaruh bagi
kelangsungan hidup tumbuhan. Unsur-unsur ini disebut sebagai unsure
esensial. Karena tanpa unsure tersebut, tumbuhan tidak dapat
menyempurnakan daur hidupnya, tumbuhan tidak dapat melakukan
proses-proses metabolism, dan keberadaan unsure tersebut tak
tergantikan oleh unsure manapun. Ke-16 unsur yang ada dalam tubuh
tumbuhan, jumlahnya (komposisinya) berbeda-beda, sehingga berdasarkan
hal tersebut dapat dibedakan menjadi unsure makro dan unsure mikro. Yang
tergolong ke dalam unsure makro yaitu C-H-O-N-S-P-K-Ca-Mg dan yang
tergolong ke dalam unsure mikro yaitu Mn-Cu-Zn-Fe-B-Mo-Cl-Ni. Ke-16
unsur esensial diperlukan oleh tumbuhan untuk melakukan 3 fungsi, yaitu
elekrokimia, struktur, dan katalitik.
Apabila terjadi kekahatan unsure – unsure esensial dapat mengakibatkan klorosis, artinya unsure-unsur tersebut menjalankan fungsi yang berkaitan dengan keberadaan klorofil. Kekahatan pada semua unsure makro dapat mengakibatkan klorosis. Seperti kekahatan nitrogen, magnesium, kalsium, kalium, phospor, dan sulfur. Sedangkan kekahatan unsure mikro, hanya beberapa saja yang berdampak keklorosisan daun, yaitu kekahatan besi , mangan dan molybdenum.
Klorosis akibat kekahatan nitrogen.
Nitrogen merupakan unsure yang digunakan sebagai penyusun
senyawa-senyawa penting dalam tumbuhan, salah satunya klorofil.
Keberadaan nitrogen dalam klorofil terletak pada susunan kepala
klorofil, yakni bagian dari cincin pirol. Sehingga bila terjadi
kekahatan nitrogen, hanya sedikit klorofil yang terbentuk. Otomatis,
daun berwarna selain hijau(klorosis). Nitrogen memiliki daya mobilitas
tinggi (mudah dipindahkan), sehingga klorosis terjadi dari daun tua
kemudian menjalar ke daun muda.
Klorosis
akibat kekahatan magnesium. Tak berbeda dari nitrogen, magnesium pun
merupakan unsure penyusun cincin pirol pada klorofil yakni sebagai pusat
cincin yang mengikat 4 atom nitrogen. Sehingga bila terjadi kekahatan
magnesium, maka klorofilnya tidak terbentuk. Dan klorosis pada daun
dimulai dari tulang daun karena magnesium memiliki mobilitas yang tinggi
sehingga mudah dipindahkan dari tulang-tulang daun ke bagian-bagian
sel-sel daun.
Klorosis akibat
kekahatan kalsium. Kalsium memang tidak berfungsi sebagai penyusun
klorofil. Akan tetapi kekahatan kalsium dapat menyebabkan klorosis.
Kalsium berfungsi untuk sintesis pektin(Ca-pektat), sebagai penyusun
lamella tengah dinding sel. Apabila terjadi kekahatan kalsium, maka
lamella tengah tidak terbentuk. Sehingga dinding selnya rapuh karena
tidak ada yang mengikat antar dinding sel. Hal ini mengakibatkan
kebocoran air dalam sel tersebut, terutama pada dearah tepi daun yang
berhubungan langsung dengan lingkungan. Sehingga jumlah airnya berkurang
dalam sel. Apabila jumlah air berkurang / sedikit maka sel tersebut
tidak dapat menjalankan proses fotosintesis yang memerlukan kadar air
yang cukup banyak. Lalu, karena fotosisntesis tidak berlangsung,
klorofil yang ada pada sel-sel mesofil tidak digunakan. Sehingga senyawa
ini ( klorofil) akan dirombak menjadi unsure-unsur penyusunnya .
karena bagian tepi daun yang lebih dulu kehilangan air (mengalami
kebocoran), maka daerah tepi daun juga yang lebih dulu mengalami
klorosis kemudian merambat keseluruh daun.
Klorosis
akibat kekahatan kalium. Salah satu fungsi kalium yaitu menjaga
kesetimbangan air dalam tumbuhan. Proses membukanya stomata juga
terjadi karena adanya pertukaran ion K+ dengan H+. Apabila ion K+ banyak
dalam sel penutup maka stomata akan membuka. Namun sebaliknya, kadar
kalium dalam tumbuhan minim, maka tidak ada kalium yang akan
dipertukarkan dengan H+. Artinya, sel penjaga akan menutup. Hal ini
mengakibatkan CO2 tidak dapat berdifusi ke dalam sel. CO2 merupakan
prekursor pembentuk karbohidrat dalam reaksi fotosintesis. Akibatnya
daun tidak berfotosintesis karena CO2 tidak ada. Sehingga klorofil tidak
digunakan. Klorofil yang lama-kelamaan tidak terpakai akan terurai
menjadi unsure-unsur penyusunya. Kalium merupakan unsure yang mudah
untuk dipindahkan, sehingga klorosis terjadi dimulai dari daun yang
lebih tua.
Klorosis akibat
kekahatan sulfur. Fungsi sulfur adalah sebagai penyusun asam amino
metionin dan sistein. Asam amino ini (metionin dan sistein) akan
bergabung dengan asam-asam amino yang lain untuk membentuk protein,
salah satunya koenzim A. Koenzim A ini berperan dalam pembentukan
klorofil.apabila kadar sulfur tidak mencukupi, maka asam amino metionin
dan sistein pun sedikit sekali, dan koenzim a yang terbentuk juga sangat
sedikit. Sehingga klorofil yang dibentuk pun sedikit, sehingga terjadi
klorosis. Sulfur memiliki daya mobilitas yang rendah, sehingga kekahatan
terjadi dari daun yang muda.
Klorosis
akibat kekahatan phosphor. Salah satu fungsi phosphor adalah penyusun
ATP. Apabila unsure P ini kurang, maka, ATP tidak terbentuk. ATP ini
merupakan energy yang akan digunakan untuk melakukan aktivitas
pertumbuhan. Karena ATP tidak ada, maka akan kekurangan energy. Sehingga
sel kan mencari sumber energy dengan cara merombak senyawa-senyawa ,
salah satunya klorofil.
Klorosis
akibat kekahatan besi. Meskipun unsure mikro, kekahatan besi dapat
menyebabkan klorosis. Klorofil terbentuk dari senyawa fitoferipin, yakni
cikal bakal senyawa klorofil. Fitoferipin memiliki bentuk/struktur yang
sama seperti klorofil, hanya saja bagian cincin pirolnya terdapat
unsure besi sebagai pusatnya. Sehingga bila besi tidak cukup dalam
tumbuhan, senyawa fitoferin tidak terbentuk maka klorofilnya pun tidak
terbentuk, akhirnya klorosis.
Klorosis
akibat kekahatan molybdenum. Molybdenum berfungsi sebagai kofaktor
enzim nitrat reduktase yang berperan dalam reduksi nitrat menjadi nitrit
dalam daur nitrogen. Dan nantinya nitrogen ini akan digunakan untuk
menyusun berbagai senyawa dalam tumbuhan, termasuk fitoferin dan
klorofil. Apabila kebutuhan akan molybdenum dalam tumbuhan tidak
tercukupi, maka daur nitrogen pun tidak dapat berlangsung. Sehingga
tidak diperoleh nitrogen dan akan berujung pada klorosis.
Klorosis
akibat kekahatan unsure mangan. Mangan merupakan kofaktor berbagai
enzim, salah satunya enzim yang berperan dalam fotosintesis. Sehingga
apabila kekurangan manga, maka fotosintesis tidak berlangsung.
Akibatnya, klorofil dalam daun tidak digunakan dan akan terurai menjadi
unsure-unsur penyusunnya.
Air
merupakan komponen terbanyak yang dibutuhkan oleh seluruh makhluk hidup
termasuk tumbuhan. Dalam tubuh tumbuhan air memiliki peranan yang sangat
penting. Salah satunya sebagai precursor fotosintesis. Berbeda dengan
organism lainnya, tumbuhan diberi kemampuan untuk mengubah senyawa
anorganik menjadi senyawa organic yang dapat digunakan sebagai makanan
dan juga digunakan oleh seluruh makhluk lainnya. Dalam reaksi
fotosintesis, tumbuhan mengubah senyawa anorganik berupa karbondioksida
dan air menjadi karbohidrat. Dalam fotosintesis, air diperlukan untuk
donor elector pada fotofosforilasi melalui fotolisis air. Apabila air
tidak mencukupi, maka tidak ada fotolisis air, sehingga donor electron
tidak terbentuk. Hal ini berakibat fotofosforilasi tidak berlangsung.
Fotofosforilasi tidak berjalan, maka ATP dan NADPH2 yang akan digunakan
pada reaksi gelap tidak dihasilkan. Sehingga reaksi gelap tidak berjalan
dan karbohidrat tidak dihasilkan. Artinya secara keseluruhan proses
fotosintesis tidak berlangsung. Karena fotosintesis tidak berjalan, maka
klorofil juga tidak dipergunakan sehingga lama-kelamaan akan terurai
menjadi unsure-unsur penyusunnya. Sehingga berujung pada klorosis.
Telah dikatakan dimuka bahwa
klorosis adalah suatu kelainan disebabkan kekurangan klorofil. Klorofil
berfungsi sebagai pigmen penangkap cahaya untuk fotosisntesis.
Fotosintesis dilakukan untuk menghasilkan karbohidrat , dalam hal ini
berarti penyediaan makanan. Makanan akan digunakan untuk penyediaan
energy melalui respirasi. Energy yang dihasilkan akan digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan hidup dan melakukan berbagai reaksi serta untuk
aktivitas tumbuhan. Sehingga apabila klorofil kurang (artinya klorosis),
maka semua proses tersebut, dari penghasilan makanan dan energy tidak
berjalan. Dan akhirnya sel akan mengalami kematian. Kematian sel ini
akan diikuti kematian sel-sel di sekitarnya. Apabila klorosis ini tidak
segera ditangani, maka semua selnya akan mengalami kematian jaringan
atau nekrotik. Dan akhirnya tumbuhan mengalami kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Semoga Bermanfaat Ea.....???